Fenomena urban farming atau kebun kota semakin diminati oleh warga perkotaan yang ingin berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Di berbagai sudut Jakarta—termasuk Jakarta Selatan dan Timur—warga memanfaatkan lahan sempit seperti pekarangan, trotoar, hingga atap gedung untuk menanam sayuran, buah, dan tanaman herbal .
Menurut Laila, salah satu penggiat kebun kota, aktivitas ini membantu mengurangi polusi udara sekaligus memberikan hasil panen untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, warga juga bisa berbagi hasil panen melalui grup komunitas atau menjualnya secara kecil-kecilan. Hal tersebut sekaligus memicu semangat gotong royong antaranggota komunitas.
“Dengan berkebun, kami bisa mengurangi emisi karbon karena tidak perlu membeli sayur dari tempat jauh. Kegiatan ini juga menyenangkan dan mempererat hubungan sosial,” jelas Laila.
Selain manfaat lingkungan, studi menunjukkan bahwa urban farming di Jakarta juga berdampak positif pada kesehatan mental para penggiatnya, terutama karena keterlibatan dalam komunitas dan interaksi sosial.